Buku puisi ini juga diberi kata pengantar oleh penyairnya. Demikian kata Isbedy, “Seburuk-buruk puisi ia punya nilai. Boleh jadi. Bisa pula dihargai dan dapat diapresiasi sebagai (karya) puisi. Karena puisi buruk, kadang, bisa diuntungkan oleh di luar puisi.”***