Gedor Depok, Badri: Ditunggu Puisi Anda untuk Antologi Bersama

- 29 Juni 2024, 17:10 WIB
Depok dalam puisi
Depok dalam puisi /ist/

PESAWARAN INSIDE – Depok. Ya, sebut saja Kota Depok, dalam istilah pemerintahan sebagai fungsi kota penyangga yang dilingkari perbatasan kota; Tangerang, Bogor, Bekasi, dan terutama Jakarta. 

Di masa orde baru tersebutlah pada 27 April 1999 sebagai momentum berdirinya Kota Depok (kota administratif), walikota yang pertama pun dilantik. Dalam masa pergerakan waktu, pesatlah perkembangan Kota Depok dengan segala aspek dinamikanya.

Kota Depok, sebut saja Depok, sesungguhnya memiliki mata rante sejarah yang panjang, sangatlah mudah di era digital, tinggal klik, terbentanglah layar dari sekian juta teks terpampang dari sekian angle yang kita pilih. 

Tersebutlah nama Cornelis Chastelein si Tuan Tanah zaman VOC membeli tanah Depok, dan mempekerjakan ratusan pekerja yang kemudian mewariskan tanah miliknya kepada pekerjanya. 

Di kalangan pribumi, selain bertani, tumbuh pula kreasi-kreasi kesenian, semisal Topeng Betawi, Gong Sibolong, Lenong Fajar Jaya Cilodong, dan sastra lisan dengan latar sejarah, baik tokoh-tokoh, lokasi/daerah pada zamannya. 

Depok sebagai kota penyangga, sering kali dipelintir menjadi “Daerah Pemukiman Orang Kota” dimana warga kotanya walau ber-KTP Depok, kiblat pendaringannya masih mengacu pada kuningnya Puncak Monas.

Begitu pula kalangan pelaku seni – bahkan tak terbilang seniman ternama kaliber nasional/internasional – merasa, dirasa Depok belum bisa dijadikan ruang ekspresi yang afdol. 

Depok hanya tempat tinggal, kota Niaga dengan julangan Mall-Mall, Hotel berbintang, apartemen berkelas, Depok ditumbuhkan dengan sedemikian itu.

Narasi tersebut disampaikan Badri AQ T alias Badri Adalah Badri melalui rilis yang diterima Sabtu 29 Juni 2024 sore.

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah