KOBER Gelar Workshop Penerjemahan dan Adaptasi Teks Puisi ‘Menatap Tubuh Bahasa’

- 23 Maret 2024, 21:48 WIB
Foto bersama usai workshop, peserta, narasumber, Direktur Artistik KOBER Ari Pahala Hutabarat dan panitia
Foto bersama usai workshop, peserta, narasumber, Direktur Artistik KOBER Ari Pahala Hutabarat dan panitia /Yulizar/KOBER/

PESAWARAN INSIDE – Komunitas Berkat Yakin (KOBER) Lampung menggelar Workshop Penerjemahan dan Adaptasi Teks Puisi di Taman Budaya Lampung, 23-24 Maret 2024.

Acara dibuka ketua pelaksana Alexander Gebe ini diikuti 25 peserta dari kalangan mahasiswa. Narasumber empat sastrawan Lampung: Ari Pahala Hutabarat, Isbedy Stiawan ZS, Iswadi Pratama, dan Iwan Nurdaya-Djafar.

Gebe, panggilan Alexander Gebe, saat membuka acara berharap, semoga program Menatap Tubuh Bahasa ini akan melahirkan banyaknya penutur bahasa Lampung.

“Dengan banyaknya peristiwa bahasa budaya, dan memperbaiki sikap berbahasa,” kata Gebe.

Dimoderatori Hislat Habib, workshop penulisan puisi diawali oleh pembicara Isbedy Stiawan ZS pukul 09.00-12.00 dan Iwan Nurdaya-Djafar pada pukul 01.00 hingga pukul 16.00 WIB tentang penerjemahan.

Sastrawan asal Lampung Isbedy Stiawan ZS memberikan cara mencari ide menjadi karya. Bagaimana menemukan ide, mengolah, hingga karya puisi tersaji di depan publik.

Isbedy, berjuluk Paus Sastra Lampung ini mencontohkan lahirnya puisi “Nuwo Badik” yang ada di Uluan Nughik Tulang Bawang Barat.

“Ini puisi lahir saat menyaksikan pembuatan badik. Saat itu tercetus, yang muncul dari sense of poetic, ‘ini puisi!’ lalu lahirlah baris: ‘seperti menulis puisi/di lempengan besi/setiap kata/menjadi baja/setiap kata/serupa mata…’ sampai pada puisi itu dalam 5 bagian,” ia menerangkan.

Isbedy saat menjadi narasumber dan moderator Hislat Habib
Isbedy saat menjadi narasumber dan moderator Hislat Habib

Pada kesempatan itu, Isbedy menjelaskan cara keluar dari kemandegan saat memulai untuk menulis puisi. “Untuk menjawab pertanyaan sekiranya macet saat menulis baris pertama sedangkan ide sudah didapat,” kata sastrawan yang sudah mempunyai 40 lebih judul buku puisi dan cerpen ini.

Isbedy mengajak peserta untuk mengumpulkan kata, dimana setiap peserta menyumbangkan kata dasar. Dengan locus dermaga atau pelabuhan.

Setiap peserta menyumbang 3 kata, berarti mendapatkan 75 kata sebagai diksi. Lalu, ia memberi tema tentang kepergian atau kepulangan, dengan titik pandang pada kerinduan atau kesedihan karena bertemu maupun pisah.

“Dari metode ini, ternyata saya mendapatkan 14 puisi yang baik dari 25 peserta yang menulis puisi. Artinya, dengan cara seperti ini calon penulis terbebas dari kekhawatiran tak bisa menulis padahal ide sudah ada. Bahkan, ada peserta yang menulis bait lebih dari minimal satu bait,” kata Isbedy saat mengevaluasi karya peserta. 

Peserta yang puisinya dianggap baik diminta baca di depan rekan-rekan lain.

Hadir dalam acara ini para seniman dari KOBER, Direktur Artistik Ari Pahala Hutabarat, cerpenis Yulizar Lubai, Daniel, Arya, Ade, dan lain-lain.

Esok, dedengkot teater Lampung yang juga dikenal penyair, Ari Pahala dan Iswadi Pratama hadir sebagai narasumber.***

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah