Denny JA: Kisah Jakarta Lebih Kejam Daripada Belanda dan Isbedy Stiawan

- 7 Juni 2024, 02:23 WIB
Isbedy Stiawan dan Denny JA
Isbedy Stiawan dan Denny JA /dok/ilustrasi untuk Isbedy, Denny JA/

"Tapi Jakarta lebih kejam daripada Belanda!"

Sampai kini warga tak juga mengantongi tanda warga negara.

Di Register 45 kini sudah terdapat lima dusun: Moroseneng, Morodadi, Morodewe, Sukamakmur, dan Asahan.

Pemerintah tetap saja tak mengakui kewarganegaraannya.”

Ini penggalan puisi esai, dalam buku “Dari Moro-Moro
(Negeri Asing Itu)
hingga Tanah Jiran (2018). Penulisnya Isbedy Stiawan ZS. Ketika esai ini ditulis (6/6-2024), sang penyairnya sedang berulang tahun ke 66.

Isbedy mengekspresikan kisah masyarakat Moro-Moro di Kabupaten Mesuji, Lampung. Mereka mulai menempati lahan Register 45 pada tahun 1996-1997. Itu terjadi akibat desakan ekonomi saat krisis moneter.

Mereka, sekitar 3.000 jiwa, mengelola 2.444 hektar tanah untuk tanaman karet dan singkong. Tidak memiliki dokumen kependudukan, mereka dianggap penduduk ilegal dan "perambah hutan".

Hal ini menyebabkan mereka tidak mendapatkan hak dasar seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan hak partisipasi politik.

Meski telah berusaha membangun komunitas sendiri, mereka terus menghadapi ancaman penggusuran dan ketidakpastian hukum.

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah