Cerpen Jon Fosse: MIMPI PADA BATU

- 14 April 2024, 08:00 WIB
ilustrasi: cerpen Mimpi pada Batu
ilustrasi: cerpen Mimpi pada Batu /lukisan karya Bachtiar Basri/

MIMPI PADA BATU

Cerpen Jon Fosse

 

I

Tidak ada yang melihat longsoran salju karena semuanya runtuh sangat  lambat, bukan  hari demi hari, tidak  jam demi jam, tidak pula menit demi menit, tetapi runtuh, runtuh sepanjang waktu dan kau  bisa melihat, jika  ingin,   jika kau  tidak menolak untuk melihatnya, kau  bisa melihatnya berantakan karena longsoran salju itu,  pasti longsoran salju karena apa lagi yang bisa terjadi? 

Tapi apakah  meluncur seperti lumpur? Tidak, itu tidak meluncur seperti lumpur,  terjadi secara tiba-tiba  dan  tidak terlihat. Tapi pasti ada yang melihatnya? Tidak, tidak ada yang melihatnya, atau mungkin seseorang melihatnya tetapi mereka tidak ingin melihatnya, mungkin, atau mungkin tidak ada yang melihatnya karena guncangannya terlalu cepat, tetapi mereka datang, sentakan demi sentakan. 

Tapi dalam hal ini  kau  tidak bisa menyebutnya longsoran salju, katamu. Ya, itu  longsoran salju, aku  mengatakan bahwa itu  longsoran salju, longsoran salju, dan kau  mengatakan bahwa jika seperti yang aku  katakan maka itu bukan longsoran salju,  sesuatu yang lain. Dan aku  katakan, kau  benar. Dan di dalam longsoran salju, apa yang terjadi di sana? Apakah itu sesuatu yang utuh yang hancur berkeping-keping atau apakah itu sesuatu yang rusak yang sepertinya tidak terputus, dalam longsoran salju. Apakah ada cacat di tengah di suatu tempat? 

Tapi mengapa kau menanyakan itu? Hanya karena kau  memikirkannya? kau  bilang. Aku  pikir longsoran itu terjadi karena ada cacat di suatu tempat, dan cacat inilah yang akhirnya membuatnya runtuh. Ya, pasti seperti itu, katamu. Tapi di tengah, ya, tidak, ya, mungkin seperti itu, mungkin, kataku, tapi menurutku  itu bukan retakan besar, hanya banyak retakan kecil, banyak retakan yang hampir terlihat. Ya, bisa saja seperti itu juga, katamu. Aku  tidak mengatakan apa-apa. Tapi retakan kecil yang hampir tak terlihat ini entah bagaimana bergabung menjadi celah besar, jurang hampir, katamu, dan sesuatu yang hampir seperti kegembiraan bisa terdengar dalam suaramu. Sebuah jurang, kataku. Ya, ya, seperti jurang, katamu.

II.

Aku  tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana itu runtuh begitu lambat, sangat lambat, kataku. Ya, kau  sudah mengatakan itu, katamu. Ya, kataku. Tapi longsoran salju itu sendiri, benar-benar datang begitu tiba-tiba. Ya, kataku. Ya, katamu. Dan kau  mengatakan ada beberapa longsoran dan kemudian hanya tergeletak di sana. Aku hanya berbaring di sana, kataku. Kau  hanya berbaring di sana, kau  berkata, ya aku hanya berbaring di sana di tangga depan rumahku.

Halaman:

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah