ANGIN SELATAN
Cerpen M. Rosyid H.W
Adi terkaget-kaget dengan gemuruh di samping warungnya. Secepat kilat, ia langsung melesat menuju sumber suara. Debu-debu terbang membumbung. Pagar desa telah ambruk. Beton-beton hancur bertumpuk-tumpuk. Puing-puing remuk berserak-serak. Adi hanya bisa melongo.
“Pagar desa roboh!” kabar Adi pada Karto lewat saluran telepon.
“Asu!”
“Bajingan!”
“Kampret!”