Sastra Masuk Kurikulum, Oky Menuntut Kemendikbud Jelaskan pada Publik

- 28 Mei 2024, 23:31 WIB
Oky Madasari Tuntut Kemendikbud Jelaskan pada publik
Oky Madasari Tuntut Kemendikbud Jelaskan pada publik /istimewa/

PESAWARAN INSIDE – Oky Madasari, kurator Buku Panduan Sastra Masuk Kurikulum menegaskan bahwa tim kurator tidak menyusun buku yang lebih dari 500 halaman itu.

“Buku Panduan Sastra Masuk Kurikulum lebih dari 500 halaman itu disusun bukan oleh tim kurator dan tanpa sepengetahuan tim kurator,” kata Oky.

Ditambahkan Oky, tim kurator baru tahu ada buku tersebut pada hari peluncuran, 20 Mei 2024

Oky mengaku kecewa dengan hasil buku panduan Sastra Masuk Kurikulum tersebut.

“Tim kurator kecewa dengan kesalahan-kesalahan dalam buku tersebut, dan menuntut Kemendikbud menjelaskan pada publik,” tegas Oky dalam status yang viral di sejumlah grup WA, Selasa 28 Mei 2024.

Masalah Serius

Sebelumnya, Maman S Mahayana mengatakan bahwa masalah paling serius dalam program “Sastra Masuk Kurikulum” ini terletak pada buku Panduan. 

Dikatakan kritikus sastra itu, selain bagian-bagian yang disebut di atas, juga menyangkut perkara penyajian. Narasinya  terbata-bata; kalimat yang sama muncul berulang kali, penjelasan terlalu umum dan cenderung ngawur (semoga bukan campur tangan makhluk AI), dan beberapa informasi yang menyesatkan menjadikan Panduan itu terperosok menyempil di bawah standar.        

“Sekadar contoh, saya kutip keterangan tentang Pram berikut ini: ‘Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan besar Indonesia yang novel-novelnya sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa asing. Bahkan, lewat karyanya ia pernah dinobatkan sebagai peraih hadiah Nobel” (hlm. 346).’ 

Kita tahu, imbuh Maman, Pram memang pernah dicalonkan untuk meraih Hadiah Nobel. Tetapi baru sebatas dicalonkan, belum dinobatkan. Itu saja.       

Untuk kasus Pram, bolehlah kita memberi pemaafan. Tetapi bagaimana dengan keterangan tentang Sutardji Calzoum Bachri? Berikut saya kutip pernyataan dalam Panduan itu: “Lahir di Rengat, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941, beliau dianggap sebagai salah satu pelpor (sic!) Angkatan 66 dan Presiden Penyair Indonesia.... Beliau meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 2020, meninggalkan warisan yang kaya dalam dunia sastra Indonesia” (hlm. 436). Dari mana informasi itu, wong Sutardji Calzoum Bachri masih sehat wal afiat alias jagjag waringkas!

Rajin Menerbitkan Buku Sastra

Tentang heboh Sastra Masuk Kurikulum, justru Dr  Wannofri Samry, akademis dan sastrawan Sumatera Barat meminta pemerintah mestinya rajin membantu penerbitan sastra, membiayai penerbitan sastra dan mengirimnya ke sekolah..

“Biar komunitas guru atau di daerah masing-masing memikirkan mana yang penting buat anak didik mereka. Bukan membuat rekomendasi aneh,” kata Wannofri di grup WA Jazirah Sastra, Selasa 28 Mei 2024.

Pemilihan ini juga belum.lewat penelitian yang serius, katanha lagi, apakah buku yang dipilih itu berdampak positif terhadap kebudayaan dan peradaban Indonesia.

“Ataukah memang buku yang seperti itu secara seragam diperlukan di tiap daerah?” tanya pengajar di Universitas Andalas Padang itu.***

 

Editor: Isbedy Stiawan ZS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah