Cendol: Sensasi Manis Segar yang Melegakan di Siang Terik

- 9 Maret 2024, 05:00 WIB
/

PESAWARAN INSIDE - Cendol, sebuah nama yang tak asing bagi lidah masyarakat Indonesia. Minuman segar ini telah menjadi bagian dari budaya kuliner Nusantara selama berabad-abad, menemani setiap momen, baik di kala panas terik maupun saat bersantai bersama keluarga.

Cendol terbuat dari tepung beras yang diolah menjadi butiran-butiran kenyal berwarna hijau, berpadu dengan santan gurih dan gula merah cair yang manis legit. Aromanya yang khas, perpaduan pandan dan gula merah, mampu menggoda siapapun yang menciumnya.

Menyantap cendol tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan sensasi segar yang melegakan. Butiran cendol yang kenyal berpadu dengan santan dingin dan manisnya gula merah, menciptakan sebuah perpaduan rasa yang sempurna. Tak heran, cendol menjadi primadona di berbagai daerah di Indonesia, dengan variasi dan ciri khasnya masing-masing.

Sejarah dan Asal Usul Cendol

Sejarah cendol terbilang panjang dan masih diselimuti misteri. Beberapa sumber menyebutkan bahwa cendol telah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Konon, cendol terinspirasi dari hidangan India yang bernama "jalebi", yaitu adonan tepung yang digoreng dan disiram dengan sirup gula.

Cendol kemudian berkembang di berbagai daerah di Indonesia, dengan variasi dan ciri khasnya masing-masing. Di Jawa, cendol umumnya disajikan dengan santan dan gula merah. Di Sumatra, cendol sering dicampur dengan durian. Sedangkan di Sulawesi, cendol disajikan dengan santan dan gula aren.

Cendol: Lebih dari Sekadar Minuman Segar

Cendol bukan hanya sekedar minuman segar, tetapi juga memiliki makna budaya yang mendalam. Di beberapa daerah, cendol disajikan dalam acara-acara adat dan ritual keagamaan. Cendol juga menjadi simbol keramahan dan persaudaraan, karena sering dinikmati bersama keluarga dan teman-teman.

Menikmati Cendol di Berbagai Tempat

Halaman:

Editor: Arief Mulyadin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah