PESAWARAN INSIDE- Cendekiawan muslim, Prof Komarudin Hidayat menilai pilkada lawan kotak kosong tak akan legitimed dan tak sehat bagi demokrasi.
Meskipun calon tunggal nantinya menang pada pilkada, dianggap tidak legitimed karena tidak dikehendaki rakyat.
“Pilkada ini salah satu instrumen mewujudkan demokrasi di negeri ini. Jadi siapa pun yang nantinya menang dalam pilkada harus benar-benar memerjuangkan aspirasi rakyat, bukan memerjuangkan pemodal. Kalau ada calon tunggal yang menang pada pilkada, itu tidak legitimed karena orangnya tidak diterima oleh rakyat. Pilkada dengan kotak kosong tidak sehat bagi demokrasi,” ungkap Komarudin Hidayat.
Komarudin juga menambahkan, hal tersebut menurutnya akibat dari sistem politik yang salah. Menurutnya ini terjadi karena biaya pemilu, pilkada maupun pileg yang terlalu mahal.
“Hanya mereka yang punya uang dalam jumlah besar yang bisa maju dalam pilkada maupun pileg,” katanya.
Pada Pilkada 2024 terdapat 41 daerah yang hanya memiliki satu pasangan calon kepala dan wakil kepala daerah atau calon tunggal. Pilkada yang memiliki calon tunggal terdiri dari satu provinsi, 35 kabupaten, dan 5 kota.
Di Tulangbawang Barat, aksi kampanye menangkan kotak kosong mulai digaungkan oleh masyarakat sebagai ekspresi kekecewaan mereka terhadap penyelenggara pemilu yang tak mengakomodir pasangan calon lain.***